Membayangkan Self Service pada Peringatan Satu Mei
Foto oleh IvanBE pratama dari Unsplash |
Oleh: Rizal Gopek
Penulis adalah penggemar bunyi-bunyian dan sering bermain-main
di Kelompok Belajar Musik Anak-Anak Zaman
Dalam hari paling berbahagia bagi para buruh sedunia, aksi-aksi digelar di mana-mana. Meme-meme nan lucu, satire, sedih, dan membakar emosi bertebaran di media sosial banyak orang. Tak kalah masifnya dengan aktifitas-aktifitas itu, bisa dijumpai juga ruang-ruang diskusi dihelat di berbagai tempat yang syukur-syukur bisa ditempati, sebab mungkin tidak banyak tempat yang mau menerima penyelenggaraan acara semacam itu.
Sebagai seseorang yang tidak pandai mengupas sesuatu secara akademik tetapi tetap ingin turut merayakan May Day dalam bentuk tulisan, maka saya akan coba memotret fenomena yang saya saksikan malam itu.
***
Tanggal 1 Mei 2023 di sebuah kedai kopi ternama, sebuah acara diskusi digelar di sana. Dihadiri oleh para ahli, mahasiswa, buruh, dan kelas-kelas lainnya, sebenarnya saya tidak mengetahui bahwa di kedai tersebut sedang diadakan acara diskusi denga tema Hari Buruh. Sebagai seorang yang tidak siap mengkuti sebuah diskusi dengan pembahasannya yang abot itu, saya lebih banyak plonga-plongo. Sambil memandangi sekeliling, 'apakah ada orang lain yang bernasip sama seperti saya?', terjebak dalam forum diskusi abot ini.
Mata saya memandangi sekeliling. Namun, saat mata saya belum tuntas melihat sekeliling, ternyata saya menyadari ada fenomena antik yang patut untuk saya tangkap. Kado dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono kepada para buruh berupa hari libur nasional pada tanggal 1 Mei ini tidak didapatkan oleh semua pekerja. Salah satu buruh yang tidak merasakan itu adalah buruh yang bekerja di kedai kopi yang di tempatnya bekerja sedang diadakan diskusi mengenai hari buruh sebagai bentuk peringatan.
Kemudian beberapa menit sembari saya tetap berusaha mengikuti diskusi yang abot itu, pikiran saya malah bekerja keras untuk menemukan usulan untuk kegiatan malam ini. Sebaiknya jika acara semacam ini dilaksanakan pada tanggal satu Mei dan diselenggarakan di kedai kopi, mending konsepnya dibikin self-service dengan bentuk panitia menyediakan seperangkat alat seduh kopi sederhana dan pengunjung membayar bahan baku yang dipakai. Jadi, May Day bisa dirasakan oleh semua manusia minimal dalam satu lingkungan yang sama-sama berpihak pada buruh.
Atau,
Semoga saja para buruh yang sedang bekerja pada malam itu bukan karena tidak diliburkan oleh juragannya, tetapi pekerja tersebut memang ingin bekerja karena pada hari itu akan mendapat banyak bonus. SEMOGA...
SELAMAT HARI BURUH UNTUK SEMUA UMAT MANUSIA
Kanal Muda. Mengalirkan Kehidupan.