Pasar Sayur Masyarakat: Giat pangan Pramudita, Kanal Muda, dan Serikat Petani Indonesia
Gelaran operasi pasar murah untuk meringankan beban masyarakat semasa pandemi |
Sejak pagi (20/9) paket beras dan sayur telah tertata rapi. Indah, kordinator kebun sayur Pramudita dan beberapa teman yang lain sudah menyiapkan semangat terbaik dari malam sebelumnya dalam agenda pengemasan produk. Indah menegaskan, “Mari kita lancarkan kegiatan ini dalam kolaborasi yang baik bersama-sama.”
Bertempat di kampung Tompeyan, Tegal Rejo, kota Yogyakarta, Pasar Sayur Masyarakat (PASYAR) tahap pertama dilaksanakan. Berbagai produk bahan mentah pangan disiapkan. Petani dari berbagai tempat yang tergabung dalam serikat petani indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (SPI-DIY) yang bertugas mengumpulkan pilihan paketnya.
Mengemasi paket sembako |
Seketika Pos Ronda di samping calon kebun urban farming milik Pramudita, kelompok pemuda kampung Tompeyan, disulap menjadi lapak aneka hasil panen petani. Yaqob, kordinator penyedia produk dari SPI-DIY menjelaskan bahwa sayuran yang dijual merupakan hasil yang dipetik sehari sebelumnya dari ladang petani, masih segar, dan menggunakan pupuk alami. Aneka produk yang mengisi lapak tersebut adalah beras menur, beras merah, dan beras SPI.
Terdapat juga paket hemat sayuran yang terbagi menjadi beberapa bagian. Paket merah yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, dan tomat. Lalu paket hijau yang terdiri dari daun bawang, sawi, kacang panjang, sledri, dan buncis. Kemudian paket kuning yang terdiri dari terong, timun, dan kangkung. Harga yang ditawarkan juga terjangkau. Hanya 5.000 Rupiah untuk setiap paketnya.
Giat pasar sayur masyarakat ini merupakan acara pertama kali yang diadakan di kampung Tompeyan. Dalam perencanaannya, kegiatan ini akan dilangsungkan selama tiga kali setiap hari minggu terhitung sejak tanggal 20 September dengan memberlakukan protokol kesehatan. Tidak menutup kemungkinan, giat ini akan mengalami pengembangan melihat antusias masyarakat dan pemesan yang besar dari pasar sayur pertama yang telah diselenggarakan.
Kegiatan ini berangkat dari inisiatif dari kanal muda, pramudita, dan SPI-DIY dalam semangat rakyat bantu rakyat yang terus digelorakan di masa pandemi. Sebelumnya, ketiga kelompok ini juga terlibat dalam pembagian paket sembako di kampung Tompeyan satu bulan sebelumnya. Obrolan dan diskusi kemudian berkembang menjadi perencanaan yang mengarah pada edukasi pertanian urban farming di perkotaan dan sinergi kesinambungan produk petani dan calon pembelinya dengan perhitungan harga yang layak dan juga terjangkau.
Meski tidak banyak, pasar ini sebagai bentuk solidaritas antar sesama |
Pasar sayur masyarakat ini juga terbilang adaptif dalam mengikuti perkembangan teknologi. Pemesan bisa dengan mudah memilih paket dengan mengirim pesan pada nomor yang disediakan. Formatnya juga sederhana. Nama pemesan yang terdata langsung terdaftar dalam list penerima pesanan yang bisa langsung menerima produk yang dipilihnya tersebut.
Seminggu sebelumnya, tersiar kabar harga sayur petani sedang anjlok di pasaran. Giat ini kemudian dimaksudkan juga untuk meminimalisir kendala tersebut. Rantai distribusi dari petani ke konsumen yang dilakukan secara langsung setidaknya bisa tetap memberikan petani perhitungan harga yang pantas.
Tepat ketika waktu hampir tengah hari, persediaan paket sayur yang dijual sudah hampir ludes terbeli. Total kurang lebih 100 paket telah terbeli oleh konsumen dalam waktu kurang dari Enam jam. Beberapa pembeli mengusulkan untuk bisa menambah jenis sayur yang lain dan memungkinkan juga untuk pembelian satu jenis sayuran dan paket sayur mayur untuk masakan tertentu.
Petugas yang ditunjuk dalam kegiatan ini juga menerima semua saran dari pembeli dan berbagai pihak untuk kegiatan tahap kedua. Arroisy, kordinator Kanal Muda mengatakan, “Semangat ini akan terus kita lanjutkan. Terutama untuk generasi muda yang banyak terlibat. Mari kita terus mengupayakan langkah-langkah solutif di masa pandemi ini, meskipun kecil, hal itu adalah pelajaran yang berharga karena kita mempraktekannya. Mari terus saling berjuang sebagai sesama rakyat, karena kita tidak sendirian.”
Para ibu-ibu membelanjakan uang mereka untuk sembako di harga miring |
Lewat tengah hari, lapak sayur dibereskan untuk hari pertama. Anis, perwakilan Pramudita yang mengkomando penjualan dari awal tidak henti-hentinya menyapa ramah ke pembeli dan menyemangati teman-temannya. Masih terngiang secuplik interaksi di tengah transaksi jual belinya,
“Mbak, Aku beli Tiga beras merahnya ya”, Ujar salah satu pembeli. Belum selesai transaksinya, pembeli itu berubah pikiran, “Eh, dua saja, Mbak”.
“Iya, Buk. Gakpapa. Santai saja. Makasih loh. Semoga sehat selalu. Minggu besok belanja lagi ya”.
Rasa-rasanya harapan itu akan terus tumbuh, di tengah pandemi. Giat anak-anak muda itu, sebuah harapan, yang dalam penuturan Gilbert Keith Chesterton disebutnya sebagai kekuatan untuk bergembira di dalam situasi yang kita tahu menyesakkan. Sehat selalu, kemanusiaan!. (mh)
Kanal Muda. Mengalirkan Kehidupan.