Peringatan Hari Anak, Akar Tumbuh Mainkan Dolanan Tradisional Dan Berkreasi di Atas Batu
Sejenak Keriaan di Taman Girli Indah |
Kamis (23/7) membawa siang cukup terik di langit Imogiri, Bantul. Selepas berpamitan dengan orang tuanya, Anak-anak itu mengayuh sepedanya melewati jalanan dengan hamparan sawah membentang. Sesekali tawa dan canda terdengar beriringan. Jaraknya lumayan. Sekitar 20 Menit. Di sana, kakak-kakaknya telah menunggu.
Riski, penanggung jawab Akar Tumbuh Cabang Dua sejak pagi telah menyiapkan berbagai peralatan. Ia tidak sendiri. Personil Akar Tumbuh yang lain, termasuk dari Akar Tumbuh Cabang Satu di Karang Talun juga ikut membantu. Bahkan, Terlihat beberapa anak juga ada yang ikut membantu persiapan.
“Harapannya di peringatan hari anak nasional ini anak-anak bisa banyak belajar mengenal hal baru.”, Ucap Riski dengan mantap.
Dengan cat dan kuas, anak-anak memainkan daya kreativitas mereka |
Sejumlah 48 anak dari Akar Tumbuh cabang Satu dan Dua bertemu. Taman Girli Indah di Sungapan yang juga berdekatan dengan sanggar belajar Akar Tumbuh cabang Dua menyambutnya dengan riang. Terlihat beberapa warga membuka lapak sederhananya. Isiannya seperti Es, Teh, kopi, dan jajanan ringan. Di bawah jembatan Gantung, Taman Pinggir Kali memang sudah menjadi rintisan wisata tersendiri.
Acara dimulai dengan lomba gembira dolanan tradisional. Egrang, bakiak kayu, dan dolanan tradisional yang lain dimainkan dengan semarak. Beberapa anak mengatakan bahwa ini adalah kali pertama mereka mencobanya. Syafi’i, pendamping di Akar Tumbuh, mengatakan, “Di momen hari anak ini, kita berusaha mengenalkan kembali dolanan tradisional, karena anak-anak sekarang ya memang ada yang tidak tahu sama sekali tentang dolanan tradisional tersebut.”
Kegiatan dari siang sampai sore itu tidak dilakukan sendirian oleh Akar Tumbuh. Datang juga berbagai kelompok lain untuk ikut berpartisipasi dan bersolidaritas. Terlihat beberapa perwakilan dari Kanal Muda, Beberapa relawan Paguyuban Pengajar Sungai (P3S) Codhe. Lalu Taman Dolanan Jamblang Gentong, yang juga meminjamkan berbagai dolanannya. Hadir juga dari Kulon Progo: perwakilan Forum Pemuda Penggerak Desa (FPPD) Karangsari, perwakilan Karang Taruna dusun Ngesong, dan perwakilan OPSI. Selain itu, kelompok Senthong ikut berpartisipasi juga dengan membawakan jajanan dan makanan untuk anak-anak. Mayoritas kelompok-kelompok ini memiliki kedekatannya karena terlibat dalam beberapa kegiatan di Kanal Muda dan berbagai aktifitas sosial yang lain.
Batu berwarna putih polos itu pun mulai dirias |
Pemandangan sungai, bebatuan, dan aktifitas ibu-ibu setempat menyiram tanaman menambah santai suasana ketika memasuki acara melukis di atas batu. Anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok yang dibekali dengan batu dan pewarna dari cat untuk setiap orangnya. Kakak-kakak pendamping selain menemani, juga beberapa diantaranya terlihat asyik juga ikut melukis di atas batu. Lukisan di atas batu dari anak-anak tersebut menurut yang dikatakan Yusuf, dari Akar Tumbuh cabang satu, adalah untuk melatih kreatifitas. Hasil karya dari anak-anak sendiri terlihat unik. Ada yang melukis pemandangan, hewan, karakter kartun, dan lain-lain.
Setelah semua anggota di kelompok menyelesikan karyanya masing-masing, anak-anak berkumpul kembali untuk mendengar beberapa pengumuman. Sebelum itu mereka diminta duduk untuk dibagikan makan bersama sebagai doa, rasa syukur dan harapan-harapan baik, pada momentum hari anak di masa pandemi ini. Berkali-kali cuci tangan sedari acara dimulai juga sudah dilakukan. Begitu juga protokol kesehatan yang lain.
Edwin, ketua umum Akar Tumbuh, memimpin sesi pembagian hadiah. Dalam paparannya ia menjelaskan bahwa hadiah itu dikategorikan berdasarkan pilihan hiburan semata, seperti karya terunik, karya paling ramai, karya terlucu, dan lain-lain. Ia menegaskan, “Semua karya yang sudah dilukis adik-adik ini pokoknya semuanya terbaik, semua juara satu, pengumuman hadiah ini tak lebih seperti hiburan semata, bukan kompetisi.” Beberapa hadiah hiburan itu kemudian dibagikan dan termasuk hadiah dari yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan unik juga untuk menambah semaraknya acara. Nantinya, batu-batu yang telah dilukis tersebut akan dijadikan hiasan karya di sanggar belajar.
Jingga sore sudah mulai berpendar di langit dan membias di wajah sungai. Semua hening sejenak dalam doa sebelum pulang. Setelah doa Selesai. Anak-anak dengan teratur meninggalkan Taman Girli dengan berjalan kaki maupun bersepeda. Mereka terlihat bahagia sekali. Tak terkecuali kakak-kakak pendampingnya juga. Semoga, kebahagiaan, apapun itu, selalu berumur panjang. (mh)
Kanal Muda. Mengalirkan Kehidupan.